SUMSEL - Masih dalam suasana memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia ke 49 tahun yang jatuh pada tanggal 5 Juni lalu, sebagai bentuk kepedulian Jurnalis terhadap petugas kebersihan yang telah berjuang menjaga lingkungan agar tetap selalu terjaga kebersihan dan keindahannya, kembali mencari narasumber terhadap mereka yang telah lama bekerja
Keberadaan para petugas kebersihan ini, sangatlah membantu pemerintah dalam hal menangani dan menjaga kebersihan serta keindahan terutama di kota Baturaja Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan.
Awak media Portal 7 hari ini Selasa, (08/06/2021) bersilahturahmi ke rumah ibu Susilawati (48) dan Ibu Nurhayati (59), petugas kebersihan yang keduanya telah lama ditinggal meninggal dunia suami mereka. Pekerjaan dan pengabdian mereka selama 24 tahun merupakan garda terdepan dalam menjaga kebersihan kota Baturaja selama ini, patut diapresiasikan pengabdian mereka berdua.
Keduanya masih tinggal di rumah kontrakan yang berlokasi di kelurahan Saung Naga Kecamatan Baturaja Barat.
Susilawati (48) seorang janda yang memiliki satu orang anak dan satu orang cucu ini saat dibincangi mengutarakan," saya menjadi petugas penyapu jalanan sejak tahun 1997 dari honor saya Rp.75.000 hingga sekarang menjadi Rp.750.000,"ujar Susilawati
"Suami saya sudah lama meninggal dunia pada tahun 1994 waktu itu anak saya masih berusia 9 bulan, untuk bisa melanjutkan hidup dan menyekolahkan anak saya, selain menjadi petugas penyapu jalanan untuk mencari tambahan pendapatan saya buka warung kecil kecilan di bedeng yang saya kontrak ini,"kata Susilawati
Menurut Susilawati upah yang diterima kalau untuk memenuhi kebutuhan sehari hari jelas kurang, apalagi setiap hari dari rumah ke pasar lama tempat saya menyapu harus membayar ongkos ojek saja tiap hari 10.000 untuk pulang pergi terkadang saya jalan kaki, agar bisa memenuhi kebutuhan sehari hari dan bayar rumah kontrakan Rp. 300.000 perbulan saya mencari tambahannya dengan berjualan sayuran dirumah, ujarnya.
Nurhayati (59) petugas kebersihan yang sehari hari menyapu di wilayah kelurahan Pasar baru saat diwawancarai mengatakan," kalau dikatakan kurang upah yang saya terima jelas kurang, tapi tetap saya jalankan dari sejak tahun 1997, untuk bisa mencari tambahan setelah pulang bekerja menyapu jalanan saya berjualan nasi uduk di rumah tempat kontrakan saya,"tutur Nurhayati yang telah ditinggal suaminya meninggal dunia.
"Saya bekerja menyapu sehari 2 kali diwaktu pagi dan siang, setiap hari tidak ada liburnya. Jika saya sakit lokasi tempat yang harus disapu digantikan petugas lainnya, tentunya saya bayar jasanya 25.000 perhari, semoga saja kedepan upah kami dapat ditambah lagi karena dari rumah ke tempat bekerja saya harus mengeluarkan ongkos ojek Rp.10.000 terkadang sering juga saya jalan kaki saat tidak ada uang,"pungkas Nurhayati.
(Toni)