PENDIDIKAN

Pemkot Bogor Peringati Hari Santri di Ponpes Al Falakiyah

Heri Suprayogi
23 Oktober 2023, 07.17 WIB Last Updated 2023-10-23T00:17:51Z
masukkan script iklan disini

 


KOTA BOGOR - Wali Kota Bogor, Bima Arya bersama pimpinan Forkopimda, jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memperingati Hari Santri Nasional Tingkat Kota Bogor di Pondok Pesantren Al Falakiyah, Jalan Pagentongan, Kelurahan Loji, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Minggu (22/10/2023).


Acara diawali ziarah dan berdoa ke makam KH Tubagus Muhammad Falak atau lebih dikenal Mama Falak.


Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2023 sesuai surat edaran Kementerian Agama mengusung tema Jihad Santri Jayakan Negeri.


Dalam peringatan tingkat Kota Bogor, diserahkan penghargaan kepada 9 santri berprestasi di ajang nasional maupun provinsi serta 11 pondok pesantren atas kiprahnya melakukan pembinaan keagamaan kepada masyarakat dan para santri di Kota Bogor.


Pimpinan Pondok Pesantren Tahfidz Al Falakiyah, KH Tubagus Asep Zulfiqar yang juga memimpin ziarah dalam sambutan menyebutkan, pondok pesantren memiliki jasa yang besar dalam perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, banyak menyumbangkan sistem pendidikan dan hasilnya yang sudah dirasakan manfaatnya.


"Pondok pesantren adalah satu-satunya benteng umat Islam. Kalau pondok pesantren 'jebol', maka umat Islam akan 'jebol'. Kalau unggul maka pendidikan di Indonesia akan unggul, kalau santrinya berdaya, Indonesia akan berdaya. Kerja sama yang erat antara pemerintah dengan alim ulama menjadikan kondisi lebih kondusif, aman dan beriman. Pesantren dan pemerintah ibarat orang tua laki dan perempuan. Pejabat adalah bapaknya, alim ulama adalah ibunya," kata KH Tubagus Asep Zulfiqar.


Wali Kota Bogor, Bima Arya dihadapan pimpinan, pengurus dan para santri serta semua yang hadir menyampaikan pesan dari Menteri Agama. Sejarah Hari Santri berasal dari fatwa dan resolusi jihad bulan Oktober 1945 dari Hadratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari memerintahkan para santri agar pasang badan berdiri di depan melawan penjajah yang mencoba menguasai Indonesia.


"Kalau tema Hari Santri tahun ini adalah jihad santri untuk negeri, maka jihad saat ini dimaknai dengan lebih luas, lebih bijak, lebih update dan kekinian serta lebih canggih. Jihad bukan semata perjuangan fisik. Hari ini mari kita maknai jihad secara intelektual, moral dan secara sosial," kata Bima Arya.


Membaca, menambah ilmu, bagaimana  mengurusi sampah, mengatasi polusi, kemacetan, kebodohan, kesenjangan ekonomi dan mengatasi setiap persoalan yang mengancam potensi hidup manusia merupakan bagian dari jihad intelektual, jihad moral dan jihad sosial. Ada lagi jihad konstitusional dengan menaati setiap aturan dan peraturan yang ada di Republik Indonesia untuk memberikan kemaslahatan.


"Jihad hanya bisa dilakukan jika memiliki ilmu, memiliki logistik atau amunisi dalam bentuk pondasi ilmu yang kuat. Tapi saya titip, ilmu tidak akan memberikan manfaat dan maslahat tanpa dilengkapi dengan satu hal yang lebih penting, yaitu adab. Ilmu penting karena ilmu adalah modal, namun tanpa adab ilmu tidak akan berkah. Orang cerdas, jenius dan profesor, doktor itu banyak. Tapi yang ilmunya diiringi adab, memberikan maslahat belum tentu banyak," sambung Bima Arya.


Santri pondok pesantren ungkap Bima Arya berbeda dengan generasi Z atau generasi muda lain yang belajar ilmu buku dan belajar textbook. Santri belajar juga dari kitab suci yang membangun akhlak dan moral yang akhlakul karimah.


Dirinya berharap santri yang merupakan bagian dari generasi penerus Kota Bogor mampu untuk memajukan Kota Bogor dan Indonesia karena itu harus dipersiapkan dari sekarang.


Bima Arya juga menegaskan siapapun pemimpin Kota Bogor ke depan, Pemkot Bogor selalu bersama para santri dan ulama untuk amar ma'ruf nahi munkar, membongkar kemaksiatan dan menegakkan kebenaran.


"Santri harus siap menjadi Al Fatih berikutnya, siap menjadi generasi muda Assabiqunal Awwalun dimasa Rasulullah, siap menjadi anak-anak muda yang berada di depan, digembleng di rumah darul arqam zaman Rasulullah, kuat stamina, hebat jiwa dan raga. Dengan bekal ilmu dan adab sebagai senjatanya, saya mendoakan agar kalian tidak hanya menjadi generasi yang pintar secara akademis, tetapi juga yang mampu memanusiakan manusia, rajin merawat silaturahmi, selalu memuliakan guru, menghormati orang tua dan mencintai bangsa negara serta siap melakukan apapun, berjihad ikhtiar maksimal untuk kemaslahatan dan memberikan manfaat," papar Bima Arya. (***)

Komentar

Tampilkan

Terkini

Politik

+