KOTA BOGOR - Penjabat (Pj) Wali Kota Bogor, Hery Antasari kembali mengingatkan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kota Bogor agar menjaga netralitas dan profesionalisme menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.
“Mengingatkan akan pentingnya netralitas bagi ASN, baik untuk diri saya maupun ASN Kota Bogor karena berkaitan erat dengan kinerja di masa transisi,” kata Hery Antasari saat memimpin apel di Plaza Balai Kota Bogor, Senin (13/5/2025).
Hery berharap pelaksanaan Pilkada 2024 berjalan lancar dan sukses. Angka partisipasi warga Kota Bogor tetap terjaga dengan baik.
Untuk peringatan Hari Jadi Bogor (HJB) ke 542 tahun ini, ia menyarankan tidak terlalu extravaganza. Terpenting adalah maknanya, menunjukan kinerja sebagai pelayan publik dan pelaksana kebijakan publik.
Dia mengungkapkan apresiasi kepada jajaran Pemkot Bogor yang telah membantu dan mendampingi dirinya dalam menjalankan roda pemerintahan di Kota Bogor.
“Terima kasih, hari ini kurang lebih 20 sekian hari saya bertugas menemani bapak ibu dalam menjalankan roda pemerintah Pemkot Bogor. Alhamdulillah selama waktu itu juga saya mendapatkan bantuan untuk beradaptasi serta berorientasi secara cepat dari ASN Pemkot Bogor, tanpa bantuan dan dukungan bapak ibu proses adaptasi dan orientasi pasti berjalan lambat,” ungkapnya.
Hery menyebutkan penting bagi dirinya untuk melakukan adaptasi secara cepat mengingat keterbatasan waktu sebagai Penjabat Wali Kota Bogor. Di sisi lain tuntutan dan harapan masyarakat serta ASN Kota Bogor dalam pelaksanaan program kegiatan dan kecepatannya tidak berubah, tetap berjalan dengan baik dengan kecepatan yang sama.
Selanjutnya ke depan akan ada agenda APEKSI, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dan terkait kebencanaan. Hery meminta agar dipersiapkan sedini mungkin.
Komunikasi dan teamwork menjadi dua hal terakhir yang diingatkannya dalam rangka mengedepankan dan meneruskan apa yang sudah terbangun dengan baik dan meningkatkan yang perlu ditingkatkan. Khususnya komunikasi tekstual diharapkan agar tidak ada miskomunikasi dan mispersepsi dari penerima informasi maupun penerima laporan. (***)