KOTA BOGOR - Memperingati Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) yang jatuh setiap tanggal 26 Juni, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor mengampanyekan aksi melawan narkoba dengan menggelar talk show sekaligus mengukuhkan Pengurus Kelurahan Bersih Narkoba (Kelurahan Bersinar) Kota Bogor. Adapun kelurahan yang dikukuhkan yakni Cimahpar, Katulampa, Sindang Barang, Kebon Pedes, Cikaret dan Babakan.
Mengusung tema 'Masyarakat Bergerak Bersama Melawan Narkoba, Mewujudkan Indonesia Bersinar' Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bogor sekaligus Ketua Badan Narkotika Kota Bogor, Syarifah Sofiah mengatakan, perkembangan narkoba saat ini sangat beragam.
Berdasarkan temuan Polresta Bogor Kota, kurang lebih ada sekitar 900 jenis bentuk narkoba yang beredar dan beragam,
mulai dari bentuk permen, coklat dan sebagainya. Begitu juga cara penyelundupannya diakali dengan berbagai macam cara.
Dengan demikian, Syarifah berharap kepada para pengurus Kelurahan Bersinar serta pihak terkait lainnya dapat mengenal tata kerja atau tata cara narkoba dan jenis-jenisnya. Sehingga bisa melakukan sosialisasi dan mencegah peredaran narkoba yang umumnya terjadi di tempat-tempat tersembunyi dan strategis.
Syarifah tidak lupa mengingatkan peredaran narkoba yang ada saat ini menyasar semua kalangan, bahkan hingga ke anak-anak.
Berdasarkan data Polri, sebanyak 29 persen laka lantas yang tidak wajar disebabkan narkoba dan dari 10.000 penduduk Indonesia ditemukan 220 orang yang berumur 15 hingga 64 tahun terpapar memakai narkoba.
"Dibutuhkan keseriusan, kepekaan dan kesensitifan dalam menghadapi serta memonitornya secara bersama-sama," kata Syarifah di Auditorium Bima Arya, Gedung Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor, Kamis (27/06/2024).
Hal lain juga ditegaskan oleh Syarifah yakni menyoal judi online yang saat ini tengah viral di Kota Bogor.
Syarifah mengatakan bahwa fenomena tersebut menjadi gambaran di tengah situasi kondusif dan tenang berkehidupan ternyata ada 'kehidupan lain' di luar nalar yang muncul.
“Ini bukan hanya tugas bagi kita, tetapi juga semua pihak termasuk di dalamnya guru dan pemuka agama memiliki tanggung jawab untuk peduli hal ini. Kondisi saat ini seperti menyadarkan kita bahwa ada yang kurang dalam memberikan ajak-ajakan kebaikan dan harus ditingkatkan, di sekolah maupun lingkungan," ucap Syarifah. (***)