JAKARTA - Program magang di Migrant CARE memberikan kesempatan bagi penulis untuk memahami secara mendalam isu-isu strategis yang dihadapi Pekerja Migran Indonesia (PMI). Selama empat bulan penuh, penulis terlibat dalam berbagai kegiatan penting yang berfokus pada penguatan perlindungan sosial bagi PMI dan purna PMI di Indonesia. (14/01/2025).
Sejak bulan pertama, penulis langsung ditempatkan di Divisi Data dan Publikasi Migrant CARE. Penulis aktif dalam diskusi, workshop, dan berbagai tugas administrasi. Salah satu kegiatan signifikan adalah partisipasi dalam Workshop Finalisasi Modul Pencegahan Ekstremisme Kekerasan yang dilaksanakan pada 10-11 September 2023. Acara ini melibatkan BP2MI, BNPT, dan perwakilan INKLUSI, dengan fokus pada kerentanan PMI terhadap ekstremisme dan terorisme.
Dalam forum ini, peserta magang tidak hanya mendapatkan wawasan baru, tetapi juga belajar langsung dari para pakar tentang perlunya perlindungan sosial yang kuat untuk mencegah kerentanan tersebut.
Selain workshop, penulis juga berkontribusi pada pembuatan newsletter yang mengangkat isu pemilu luar negeri serta potensi kecurangan pemilu di wilayah perbatasan. Newsletter ini diproduksi melalui bimbingan langsung staf Migrant CARE di Jakarta Selatan, baik secara daring maupun luring. Pada 18 September, penulis dan peserta magang lainnya menerima materi tentang instrumen hukum internasional terkait migrasi, di bawah bimbingan Divisi Bantuan Hukum Migrant CARE.
Memasuki bulan kedua, fokus kegiatan bergeser ke pendataan dan analisis data panel. Workshop Analisis Data Panel di Sentul, Bogor, yang berlangsung pada 3-5 Oktober, menjadi salah satu kegiatan utama. Workshop ini melibatkan staf Migrant CARE, BPS, dan perwakilan dari tujuh daerah yang menjadi kantong PMI. Selama tiga hari, peserta magang bertanggung jawab mencatat notulensi dan menyusun laporan mendetail dari diskusi tersebut. Selain itu, serangkaian pertemuan daring dilakukan untuk mendalami survei data panel yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi dan perlindungan sosial di tujuh wilayah.
Pada bulan ketiga, peserta magang lebih banyak melakukan pekerjaan secara daring. Fokus kegiatan adalah pendalaman survei potensi ekonomi dan perlindungan sosial, termasuk wawancara dengan enumerator serta koordinator Desa Peduli Buruh Migran (DESBUMI). Penulis juga membantu revisi hasil survei dan penyusunan modul survei perlindungan sosial. Aktivitas ini dirancang untuk memperkuat validitas hasil survei dan memastikan temuan dapat digunakan sebagai rekomendasi kebijakan.
Bulan terakhir magang diwarnai dengan pengumpulan data untuk pembuatan newsletter yang berfokus pada dugaan kecurangan dalam pilkada serentak 2024. Penulis bertugas mengumpulkan data terkait potensi kecurangan khususnya di wilayah Lembata dan Jember, yang kemudian diolah menjadi laporan dan publikasi Migrant CARE.
Pengalaman magang ini tidak hanya memberikan wawasan tentang tantangan yang dihadapi PMI, tetapi juga menghasilkan temuan-temuan penting terkait perlindungan sosial. PMI memegang peran signifikan dalam ekonomi nasional melalui remitansi dan transfer pengetahuan.
Namun, pandemi COVID-19 mempertegas risiko yang mereka hadapi, termasuk kehilangan pekerjaan dan kesulitan reintegrasi sosial. Dalam temuan surveinya, Migrant CARE mengidentifikasi beberapa kendala utama yang menghambat PMI mendapatkan perlindungan sosial, mulai dari minimnya literasi tentang bantuan sosial hingga proses birokrasi yang rumit. Temuan ini menjadi dasar untuk menyusun rekomendasi kebijakan yang lebih inklusif dan responsif, guna mendukung PMI dan keluarganya.
Tentang Migrant CARE sebagai organisasi yang berkomitmen pada perlindungan dan pemberdayaan PMI, Migrant CARE terus melakukan upaya advokasi dan penelitian yang bertujuan menciptakan sistem perlindungan sosial yang lebih baik. Program magang ini merupakan salah satu bentuk kontribusi Migrant CARE dalam melibatkan generasi muda untuk memahami dan mengatasi tantangan yang dihadapi pekerja migran Indonesia.